https://ejournal.poltekkesjayapura.org/index.php/asmat/issue/feedASMAT: Jurnal Pengabmas2024-01-30T14:36:13+00:00Sulistiyaniis.listi83@gmail.comOpen Journal Systems<p><img style="width: 150px; padding-right: 10px;" src="https://ejournal.poltekkesjayapura.org/public/journals/1/journalThumbnail_en_US.jpg" align="left" />ASMAT: Jurnal Pengabmas merupakan jurnal yang terbit dua kali dalam satu tahun diterbitkan setiap bulan Juni dan Desember yang diterbitkan oleh Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jayapura bertujuan untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pemberian informasi kesehatan di masyarakat, aktivitas pelayanan Kesehatan masyarakat, penerapan teknologi tepat guna bagi masyarakat, mengembangkan model pemberdayaan masyarakat, mendiseminasikan pada bidang Kesehatan maupun bidang sosial.</p>https://ejournal.poltekkesjayapura.org/index.php/asmat/article/view/64PENINGKATAN PENGETAHUAN TENAGA ATLM DI PUSKESMAS DOSAY KABUPATEN JAYAPURA DALAM PEMBUATAN REAGENS TURK DARI BAHAN BAKU ASAM CUKA TAHUN 20232023-12-12T07:36:54+00:00Fajar Bakti Kurniawanfajar_kurniawan10@yahoo.co.idLoly Sabrina Sitompullolystpl@gmail.comRudolfo Tubalawonyrudolfotubalawony39@gmail.comAsrori Asrorifajar_kurniawan10@yahoo.co.idNovianti Yoyo Simegafajar_kurniawan10@yahoo.co.idYulianus Wima Krisna Alfredafajar_kurniawan10@yahoo.co.id<p>Pemeriksaan laboratorium klinik merupakan unsur penunjang yang sangat penting dalam proses<br />diagnosis penyakit. Jumlah leukosit dalam darah berubah pada beberapa kelainan. Misalnya, jumlah<br />leukosit meningkat secara dramatis selama mononukleosis menular dan infeksi bakteri, tetapi turun<br />tajam selama demam tifoid. Hasilnya, pemeriksaan jumlah leukosit dapat digunakan untuk mengidentifikasi infeksi atau peradangan pada individu. Puskesmas Dosay merupakan Puskesmas yangterletak di Kabupaten Jayapura dan merupakan puskesmas yang belum memiliki pelayanan untuk<br />pemeriksaan hitung jumlah leukosit. Pentingnya pemeriksaan jumlah leukosit, dapat membantu<br />mansyarakat dalam diagnosa penyakit. Hal ini bisa disebabkan kurang nya stok larutan turk pada<br />Puskesmas.Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan selama 6 bulan di Puskesmas Dosay Kabupaten<br />Jayapura pada bulan Juli 2023. Kegiatan yang dilakukan mulai dari survey dan melihat puskesmas<br />melakukan pelayanan pemeriksaan hitung jumlah leukosit, dilanjutkan dengan edukasi ke seluruh<br />Tenaga Tekhnologi Laboratorium Medik di Puskesmas Dosay Kabupaten Jayapura tentang cara<br />pembuatan reagens turk dari bahan baku sederhana yang mudah didapat dan harga terjangkau dengan asam cuka, edukasi menggunakan metode penyuluhan dan praktik pembuatan reagens turk. Setelah dilakukan penyuluhan dilakukan pembagian turk untuk stok reagens di Puskesmas dan pembagian Standar Prosedur Operasional Pembuatan reagens Turk. Hasil Puskesmas berupa peningkatan pengetahuan tenaga Teknologi Laboratorium Medik dalam pembuatan larutan turk dari bahan baku asam cuka, pemeriksaan jumlah leukosit, Tersusunya Standar Prosedur Operasional dan Tersedianya reagens Turk selama 1 Tahun serta tersedianya pelayanan pemeriksaan hitung jumlah leukosit dengan rata-rata npemeriksaan 2-3 pasien / hari.</p>2023-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia https://ejournal.poltekkesjayapura.org/index.php/asmat/article/view/61PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KABUNA2023-12-07T01:18:37+00:00Veronika Nitsaeveronikanitsae@unimor.ac.idDjulianus Tes Maudjulianustesmau@gmail.com<p style="font-weight: 400;">Survey menunjukkan masih banyak kader yang belum berperan aktif dalam melakukan perannya dalam deteksi dini rumbuh kembang balita dan sebanyak 77% kader dalam praktik pengukuran antropometri dan pengisian grafik pada KMS belum dilakukan sesuai prosedur yang benar. Kegiatan yang dilakukan oleh kader posyandu meliputi penimbangan balita, pengukuran tinggi badan atau panjang badan dan pengisian grafik pada KMS. Selain itu pengetahuan kader terkait stunting, deteksi dini tumbuh kembang, peran, tugas dan tanggungjawab kader posyandu sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 72,7%. Kegiatan dilakukan dengan mitra yaitu kader posyandu balita sebanyak 13 orang di Desa Kabuna. Kegiatan dilakukan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta keterampilan kader posyandu terkait pencegahan stunting dan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada balita. Kader posyandu mampu untuk mentranferkan ilmu kepada keluarga dengan balita stunting serta kader posyandu mampu melakukan pemantauan tumbuh kembang pada anak balita melalui program pendampingan melalui kunjungan rumah. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan kader posyandu kategori baik 8 orang ( 61,53 %), dan kategori cukup 5 orang (38,46%). Hasil pendampingan menunjukkan peran kader dalam melakukan pemantauan balita secara benar sebanyak 11 orang dengan prosentase 84,46 % dan salah sebanyak 2 orang dengan prosentase 15,38 %. Pendampingan kader perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam mendampingi keluarga balita berupa pemberian makanan tambahan (PMT) sehingga keluarga dapat memahami cara pengolahan makanan lokal dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki oleh keluarga sebagai upaya mencapai gizi seimbang balita dalam pencegahan stunting.</p>2023-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapurahttps://ejournal.poltekkesjayapura.org/index.php/asmat/article/view/67EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA DAN SISWI SMPN 2 SENTANI KABUPATEN JAYAPURA TAHUN 20232023-12-12T05:17:28+00:00Harlinda Widia Putrihardiatri2@gmail.comEndah Purwanti Handayaniendahpurwanti@gmail.comYustika Rahmawati Pratamiyustikarahmawati@gmail.comSusi Lestarisusilestari@gmail.comEftyaningrum Dwi Astutikeftyaningrumdwiastutik@gmail.comKeryn Amanda Palinokerynamandapalino@gmail.comOktavia Syam Iriantioktaviasyamirianti@gmail.com<p>Pengabdian masyarakat ini dilatarbelakangi oleh jumlah remaja di Indonesia yang mencapai 25.09% dari total jumlah penduduk Indonesia. Pada Provinsi Papua tepatnya di Kabupaten Jayapura ada sebanyak 10.584 jiwa remaja dikelompok umur 10-14 tahun. Minimnya pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja dapat membawa dampak yang buruk akibat kesalahan remaja dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Tujuan yang ingin dicapai pada pengabdian masyarakat ini adalah: 1) Meningkatkan pengetahuan remaja tentang pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi; 2) Remaja dapat menjaga dan menerapkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang telah dipelajari pada dirinya sendiri; 3) Media online <em>WhatsApp</em> sebagai media edukasi kesehatan reproduksi dan tanya jawab seputar kesehatan reproduksi remaja. Kegiatan dilaksanakan di SMPN 2 Sentani, Kabupaten Jayapura. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pengabdian masyarakat ini melalui ceramah dan diskusi secara langsung atau tatap muka, kemudian materi dibahas secara lebih detail dalam kelas diskusi <em>WhatsApp Group</em>. Kegiatan pengabdian masyarakat ini secara keseluruhan berjalan dengan lancar, meskipun terdapat beberapa kekurangan. Salah satu tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu mengukur tingkat pengetahuan siswa setelah diberikan edukasi tidak dapat tercapai karena kondisi yang ditemukan dilapangan.</p>2023-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Politeknik Kesehatan Jayapura Kementerian Kesehatan Republik Indonesiahttps://ejournal.poltekkesjayapura.org/index.php/asmat/article/view/68EDUKASI PENGGUNAAN LILIN AROMATERAPI SEBAGAI PENGUSIR NYAMUK PADA IBU HAMIL DI KAMPUNG JAIFURI KEEROM2024-01-07T01:25:56+00:00fitriah ardiawijianti Irianifitriahiriani92@gmail.comSri Wahyunisriwahyunijayus@gmail.comAlpha Christyananda Damardamaral2111@gmail.com<p>Pregnant women with malaria in Jaifuri Village are quite high. One effort to repel mosquitoes to stop the transmission of malaria is by using aromatherapy candles using natural ingredients that are not widely known to the public. So far, people have used aromatherapy candles based on natural ingredients only for relaxation and to freshen the room. The aim of this activity is to provide education on the use of aromatherapy candles with natural ingredients, especially for pregnant women in Jaifuri Village, Arso 3 Health Center Working Area, Keerom Regency. The method used in this activity is education on the use of aromatherapy candles as an alternative mosquito repellent using videos and leaflets. Apart from that, pregnancy checks are carried out on pregnant women and blood pressure measurements are carried out followed by distribution of aromatherapy candle. The expected result is that knowledge about the use of aromatherapy candles in pregnant women increases, the results of pregnancy examinations can maintain the health of the mother and fetus. The activity was carried out 2 times in the form of activity implementation and activity evaluation. After 14 days of activity implementation. The number of respondents in this activity were 10 malaria cadres and 40 pregnant women. The pretest results showed that the level of knowledge was in the sufficient category for 30 respondents (60%). After conducting an evaluation in the form of a post test, the knowledge level results were in the good category (100%). The results of pregnancy tests on 40 pregnant women showed that the mother and fetus were in healthy condition. After 2 weeks of using aromatherapy candles, there were no complaints of adverse side effects in pregnant women.</p>2023-12-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jayapurahttps://ejournal.poltekkesjayapura.org/index.php/asmat/article/view/70PENDAMPINGAN KADER POSYANDU UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN BODY MASSAGE PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHARI BERKESAN2024-01-16T08:18:32+00:00Anti Usmansupriantiusman3@gmail.comSitti Hubaya Matjinositti@gmail.comSupriyanti R Usamansupriyati@gmail.com<p>Kelelahan pasca melahirkan merupakan suatu kondisi yang berdampak pada aktivitas sehari-hari,motivasi, kesehatan mental dan fisik, serta interaksi social Kelelahan ditandai dengan penurunan kinerja peran, ketidakmampuan untuk mengisi kembali energi setelah bangun tidur, kebutuhan istirahat yang lebih besar, kelesuan, dan ketidakmampuan mempertahankan penggunaan energi yang optimal untuk tugas-tugas rutin. Kelelahan pasca melahirkan seringkali disebabkan oleh sifat persalinan yang menguras energi, infeksi, kurang istirahat dalam kehidupan sehari-hari, tekanan untuk melakukan segala aktivitas, susah tidur di malam hari, nyeri, stres karena memikul tanggung jawa baru. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara pada ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas Bahari Berkesan didapatkan bahwa ibu postpartum yang baru pertama kali melahirkan hanya memberikan ASI selama 3 bulan, disebabkan karena ibu merasa lelah dan mengantuk karena merawat bayi dan harus menyusui pada malam hari. Oleh karena itu solusi dari permasalahan pada ibu menyusui dalam mengatasi kelehan sehingga dapat memproduksi ASI adalah dengan melakukan <em>body massage</em> pada ibu menyusui. Kader Posyandu adalah orang yang terdekat, maka pendampingan ini adalah kader posyandu sehingga perlu dilatih agar mempunyai pengetahuan dan ketrampilan. Setelah dilakukan pendampingan dengan metode penyuluhan, demonstrasi, terdapat peningkatan pengetahuan peserta dengan kategori cukup 73,3 % baik 6,7% sangat baik 20% pretest dan setelah pelatihan (posttest) menjadi 100% pada kategori baik 53,3%. Ketrampilan kader posyandu sangat trampil memberikan <em>Body Massage</em> pada ibu menyusui dengan kategori baik 100%.</p>2023-12-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jayapurahttps://ejournal.poltekkesjayapura.org/index.php/asmat/article/view/74PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN BAGI PETANI KOPI & ROASTERY DI WILAYAH KABUPATEN MALANG2024-01-16T03:22:49+00:00Eva Putri Arfianievaputry@ub.ac.idJaya Mahar MaliganJaya@gmail.comYudi Arimba Waniyudi@gmail.comIva TsalissavrinaIva@gmail.com<p>Akhir-akhir ini kopi semakin banyak digemari oleh semua kalangan, tidak hanya orang tua, dewasa, bahkan remaja. Hal ini dikarenakan kopi memiliki manfaat kafein yang dapat meningkatkan laju metabolisme tubuh dan mengurangi rasa kantuk. Selain itu, kopi juga memiliki sifat antibakteri yang dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Produksi kopi di Jawa Timur sebesar 7,95% dari total produksi kopi robusta di Indonesia dan Kabupaten Malang salah satunya menjadi daerah penghasil kopi wine robusta terbesar di Jawa Timur. Sayangnya, kopi yang menjadi komoditas utama ini masih memiliki cacat citarasa sehingga target pasarnya terbatas. Melihat jumlah produksi yang tinggi, maka petani kopi dan <em>roastery</em> harus dapat melihat celah potensi lain dari produk kopi yang sudah dihasilkan sehingga dilakukan pelatihan variasi olahan pangan dari produk kopi agar dapat memberi manfaat lebih, ditambah dengan konsep kebaruan terkait pengembangan kewirausahaan. Kegiatan berjalan dengan 4 tahapan, yaitu diskusi dan brainstorming, pemberian materi dan keterampilan, uji coba hasil pelatihan, dan evaluasi tindak lanjut dari hasil akhir uji coba tersebut. Kesimpulannya, pelatihan ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi petani kopi Wine Robusta Tirtoyudi dan <em>roastery</em> di wilayah Kabupaten Malang terkait variasi olahan kopi & cascara sebesar 24% dan kepuasan terhadap luaran kegiatan sebesar 87%. Konsep kebaruan dari pengembangan kewirausahaan juga didapatkan, seperti pengemasan dan pelabelan produk, penentuan harga jual yang tepat, serta strategi pemasaran melalui potensi media sosial. Saran selanjutnya, pengetahuan serta keterampilan terkait terkait variasi olahan kopi & cascara diharapkan terus berkembang agar dapat memperluas jangkauan pemasaran dan lebih dikenal masyarakat, meningkatkan jumlah penjualan dan omset yang tidak hanya bersumber dari penjualan biji kopi murni, serta dapat memaksimalkan margin keuntungan dalam tiap siklus pemasarannya.</p>2023-12-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jayapurahttps://ejournal.poltekkesjayapura.org/index.php/asmat/article/view/66PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DALAM PENDAMPINGAN IBU HAMIL PADA SITUASI BENCANA ALAM2023-12-30T02:20:19+00:00Henrietta Imelda Tondongtondongita@gmail.comHasnawatiwatihasna69@gmail.comSri Restu Tempalirestutempali@gmail.com<p>Pada situasi bencana alam, ibu hamil merupakan salah satu kelompok rentan yang berisiko terjadinya masalah kesehatan. Kejadian bencana alam mengakibatkan kelemahan fisik dan menimbulkan kecemasan ibu hamil yang dapat menimbulkan terjadinya kontraksi, sehingga menyebabkan keguguran janin, kelahiran prematur dan persalinan lebih cepat dari waktu seharusnya. Pada situasi bencana alam, sangat dibutuhkan kesiap siagaan aparat desa, petugas kesehatan dan keterlibatan masyarakat. Keterbatasan tenaga kesehatan, sangat membutuhkan keterlibatan kader kesehatan untuk pendampingan ibu hamil. Sebagai bagian dari masyarakat, kader kesehatan merupakan orang yang dekat dengan ibu hamil, sekaligus penggerak pembangunan kesehatan masyarakat. Sebagai bagian pemberdayaan masyarakat, peran kader kesehatan sangat penting pada situasi bencana alam. Kader kesehatan diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya ibu hamil dan keluarganya mengenal sedini mungkin risiko dan tanda bahaya ibu hamil, untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan pada situasi bencana alam. Desa Beka Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi merupakan salah satu wilayah rawan bencana alam. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan pendampingan ibu hamil pada situasi bencana alam Kader Kesehatan di Desa Beka Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. Sasaran kegiatan adalah kader kesehatan Desa Beka Wilayah Kerja Puskesmas Marawola Kabupaten Sigi. Target kegiatan meningkatnya pengetahuan kader dalam pendampingan ibu hamil untuk mengurangi risiko dampak bencana alam. Metode pelaksanaan meliputi edukasi kader kesehatan tentang pendampingang ibu hamil pada situasi bencana alam. Kegiatan diawali kegiatan apersepsi materi edukasi, dilanjutkan kegiatan edukasi. Kegiatan telah terlaksana dengan baik dan dinilai melalui <em>pre test</em> dan <em>post test</em> yang menunjukkan peningkatan pengetahuan kader kesehatan (97%). Hal ini juga terlihat pada proses tanya jawab serta pernyataan keinginan kader kesehatan untuk menerapkan dan termotivasi menerapkan materi yang diperoleh.</p>2023-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura